PTC bowlingbux

PTC Aromabux

Jumat, 11 Juni 2010

Ketika Diabetes datang menghampiri

Penyakit diabetes mellitus  disingkat DM disebut juga sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah ( orang awam sering menyebutnya sebagai penyakit gula, di keluarga kami penderita DM disebut pemilik pabrik gula...maaf ini canda keluarga besar kami ).  Dan diabetes adalah penyakit  yang dapat membunuh ataupun menimbulkan komplikasi serius terhadap penyakit lainnya.



Diabetes disebut The Silent Killer, karena penyakit ini dapat membunuh banyak orang yang tidak menyadari kalau dirinya menderita diabetes. Masalah kita yang utama bukan karena diabetes itu sendiri, akan tetapi adalah pengetahuan kita yang minim tentang penyakit diabetes.

Kadang kala diabetes menunjukkan beberapa gejala yang klasik, antara lain haus yang berlebihan, sering kencing dimalam hari, merasa cepat lelah dan lain sebagainya. Tetapi kadang kadang tidak menunjukkan keluhan ataupun gejala-gejala yang jelas seperti di sebutkan diatas, sehingga seringkali kita baru mengetahuinya apabila kita sudah berada di rumah sakit/dokter untuk check kesehatan/ berobat.

Sebagian orang awam kadang telah mengetahui bahwa penyakit diabetes merupakan penyakit keturunan, yakni apabila orang tua menderita diabetes, maka kemungkinan besar anak-anaknya akan menderita diabetes pula, tetapi banyak juga yang tidak mengetahui ternyata bukan hanya faktor keturunan saja yang menjadi penyebab memiliki diabetes. Faktor lainnya adalah faktor pencetus yakni pola makan yang salah, kegemukan, stress, proses menua dan lain sebagainya.

Diabetes Mellitus bukan hal yang asing di keluarga kami, karena Almarhum Ayah saya adalah penderita diabetes yang akhirnya komplikasi penyakit jantung dan meninggal dunia. Dari keluarga besar kami seibu sebapak ( maaf... Istri ayah saya 5 orang termasuk ibu saya) maka yang menuruni penyakit diabetes adalah adik saya. Dan ada beberapa adik lainnya (dari Ibu yang lain) juga memiliki penyakit diabetes. Seingat saya, pola makan adik saya tersebut memang sangat lain dari kami yang belum terindikasi penyakit diabetes  (semoga jangan yah) dan memang  tubuh adik saya itu kegemukan.

Begitu pula halnya dengan keluarga pihak suami, yakni ayahnya ( selanjutnya saya sebut Papa). Almarhum Papa menderita diabetes dan juga meninggal dunia karena penyakit jantung ( akibat komplikasi dari penyakit gulanya), dan kakak Papa juga penderita diabetes yang meninggal karena gagal ginjal ( inipun akibat komplikasi penyakit diabetes. Anak-anaknya kakak Papa juga menderita diabetes salah seorangnya telah meninggal karena gagal ginjal. Dan dari anak-anaknya Papa, maka yang menurun pertama kali adalah kakak suami yang juga telah meninggal karena gagal ginjal.

Bagaimana halnya dengan suami saya yang saat ini berusia 49 tahun? Suami saya juga penderita diabetes dan komplikasi dengan penyakit lainnya, yaitu jantung dan hipertensi. Awal nya suami saya adalah orang yang sehat-sehat saja, seingat saya selama berumah tangga 24 tahun dia hanya sekali dirawat di rumah sakit karena penyakit maag. Dan sebelum usia 40 tahun suami saya  belum terdeteksi  penyakit diabetesnya, hal ini diketahui saat ada acara keluarga di rumah kakak suami yang menderita diabetes. Kakak baru saja memiliki alat tes gula darah, kemudian kami yang hadir termasuk suami saya melakukan tes gula darah, dan hasil tes gula darah suami pada saat itu adalah  109 mg/dl.  Saat itu memang keluarga telah  mengingatkan kepada kami  agar berhati-hati untuk menjaga pola makan karena orang tua mengidap penyakit diabetes, dan keturunan adalah salah satu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap penyakit diabetes. Saat itu kami tidak terlalu merisaukan alias menganggap enteng karena menganggap mungkin saja suami salah seorang yang tidak memiliki bakat penyakit diabetes, sehingga pola makan kamipun tidak berubah alias tetap saja menyantap makanan secara berlebihan tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkannya.

Dua tahun berselang , disaat suami saya  berusia 42 tahun, dia mengalami gejala kelelahan yang sangat berlebihan sehingga dia selalu mengeluh capek, dan bila malam hari sering sekali buang air kecil/kencing dan saya melihat berat badannya menjadi susut.  Walaupun demikian suami saya tidak terlalu menghiraukannya dan menganggap dia hanya kelelahan karena kurang istirahat, karena harus menyetir kendaraan sendiri ke tempat kerjanya yang baru. Melihat keadaan suami yang demikian, maka saya berinisiatif mengajak dia ke rumah sakit untuk memeriksa apa penyebab kelelahannya kepada dokter.  Awalnya suami tidak mau karena merasa tidak sakit, hanya merasa lelah saja. Tetapi setelah saya berikan pengertian agar kami tidak menduga-duga (karena kami awam tentang penyakit) tentang penyakit apa gerangan yang menimpa suami?, maka akhirnya mau juga pergi ke rumah sakit.

Sesampai di rumah sakit, suster menyarankan kami ke dokter penyakit dalam untuk keluhan penyakit yang diderita suami.  Dan berdasarkan tanya jawab antara dokter dengan saya dan suami, maka dokter melakukan serangkaian tindakan pemeriksaan, antara lain tekanan darah dan tes gula darah sesaat, dan hasilnya tidak ada angka, tetapi hanya tulisan HI.  Kemudian dokter menyarankan untuk segera melakukan tes gula darah ke laboratorium yang hasilnya dibacakan setelah kami menunggu kurang lebih ½ jam. Dari hasil gula darah yang diperiksakan di laboratorium, adalah 756 mg/dl.  Dengan hasil tes gula darah yang sangat tinggi, maka dokter menyarankan suami untuk di rawat. Sungguh kami sangat menyesal karena tidak menghiraukan dan sama sekali tidak berkeinginan untuk mengetahui apa sesungguhnya penyakit diabetes itu? Padahal di internet telah begitu banyak pengetahuan tentang diabetes serta penyakit lainnya yang dapat kita kunjungi. Penyesalan memang selalu dibelakang.

Bagi keluarga yang memiliki riwayat penyakit Diabetes haruslah waspada, karena Diabetes bisa menghampiri kita tanpa kita ketahui, dan waspadai bila kita seringkali buang air kecil/kencing, cepat lelah, sering mengantuk dan cepat lapar. Karena itulah beberapa gejala yang sering dialami oleh penderita diabetes.
Dan bila mengalami gejala tersebut diatas, maka segeralah periksakanlah diri ke dokter jangan sampai terlambat. Jagalah pola makan, pola hidup karena kesehatan itu mahal.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar